Sembilan Bejana Naga Sakti

Jiu
Long
Shen
Ding

Oleh: Ws. Darmadi Slamet B. Sc.

Da Yu 大禹 (2205 – 2197 SM), setelah berhasil mengatasi banjir dan memberikan ketentraman bagi rakyat, mendirikan Dinasti Xia 夏 (2205 – 1766 SM) dan membagi wilayah kekuasaannya menjadi sembilan wilayah. Masing-masing pemimpin wilayah mempersembahkan logam. Oleh Da Yu, persembahan logam dari masing-masing wilayah dilebur dan dibuatkan Ding 鼎, yaitu bejana berkaki tiga dan bertelinga dua (jaman dahulu dikenal sebagai bejana untuk memasak). Pada masing-masing Ding terdapat ukiran naga dan torehan tokoh serta luas wilayah. Bejana/Ding yang berjumlah sembilan buah merupakan alat pemersatu dan penjaga negara. Hingga sekarang Zhong Guo 中国 dikenal pula dengan sebutan atau istilah Jiu Zhou 九州, yang artinya sembilan wilayah.

Dinasti Xia berakhir di tangan Xia Jie 夏桀 (1818 – 1766 SM). Cheng Tang 成湯 (1783 – 1753 SM) mendirikan Dinasti Shang 商 (1766 – 1122 SM), maka sembilan bejana pun beralih ke Dinasti Shang.

Dinasti Shang berakhir di tangan Zhou Wang 纣王 (1154 – 1122 SM) karena kekejaman yang diluar batas kemanusiaan. Hal ini membuat Zhou Wu Wang 周武王 (1134 – 1115 SM) pada tahun pemerintahan ke-13 menyerang ibukota Kerajaan Shang dan mendirikan Dinasti Zhou 周 (1122 – 255 SM). Jiu Long Shen Ding/Sembilan Bejana Naga Sakti pun berpindah tangan ke pewaris Dinasti Zhou.

Saat Zhou Kuang Wang 周匡王 (612 – 607 SM) wafat dan digantikan oleh adiknya Zhou Ding Wang 周定王(606 – 586 SM), kekuasaan Kerajaan Zhou sudah semakin lemah. Bahkan saat suku-suku pedalaman banyak yang memberontak, atas jasa Chu Zhuang Wang  楚庄王 (613 – 591 SM), suku-suku bangsa liar di wilayah barat dapat ditaklukkan. Bahkan Chu Zhuang Wang sampai menggelar pasukan di batas wilayah Kerajaan Zhou untuk menunjukkan kehebatan pasukan yang dimilikinya. Chu Zhuang Wang tidaklah puas walaupun sebagai Raja Muda Pemimpin atau Ba 霸. Ia menginginkan kedudukan yang setara dengan Raja Zhou. Maka saat Raja Zhou mengirim utusan pembesar Wang Sun Man 王孙滿 guna menyampaikan salam, Chu Zhuang Wang berkata, “Saya mendengar Da Yu melebur sembilan buah Ding dan telah diwariskan hingga tiga dinasti sebagai barang pusaka dan kini terdapat di Luo Yang 雒阳 (ibukota Kerajaan Zhou). Bagaimanakah sesungguhnya bentuk, ukuran, dan beratnya Ding?”

Wang Sun Man menjawab, “Tiga Dinasti diwarisi oleh Kebajikan, bukan diwarisi oleh Ding. Jaman dahulu kala, Da Yu memimpin wilayah dibagi menjadi sembilan wilayah. Masing-masing pimpinan wilayah mempersembahkan logam yang dilebur menjadi Ding. Karena Xia Jie ingkar dari Jalan Suci, maka Ding beralih ke Shang. Shang Zhao 商纣 kejam dan semena-mena, maka Ding beralih ke Zhou. Kalau memiliki kebajikan, Ding walaupun kecil akan terasa berat. Bila tanpa kebajikan, Ding walaupun besar akan jadi ringan (mudah berpindah tangan). Zhou Cheng Wang 周成王 menempatkan Ding di ibukota kerajaan telah ratusan tahun dan puluhan generasi, Firman Tuhan menyertainya. Oleh karena itu, Ding perlu dimuliakan bukan sekedar dipertanyakan, karena Ding merupakan barang sakral. Chu Zhuang Wang pun menjadi malu dan tidak berani lagi berkeinginan untuk menyamai Raja Zhou, karena bertentangan dengan Firman Tuhan.

Qin Wu Wang 秦武王 (310 – 307 SM), sejak kecil menyukai olahraga angkat besi dan bela diri. Maka beliau khusus membentuk regu olahraga di istana dan mengangkat para ksatria yang berprestasi dengan kedudukan tinggi. Pada tahun 307 SM, Qin Wu Wang mengajak pengikut beberapa orang ksatria berbadan tegap, antara lain Ren Bi 任鄙, Meng Ben 孟賁, dll, dengan diiringi pasukan berkunjung ke Luo Yang, ibukota Negara Zhou. Oleh Raja Zhou kedatangan Qin Wu Wang disambut dengan baik, dengan mengirim utusan menyambut kedataangannyaa di luar kota dan diantar mengunjungi Klenteng Kerajaan. Saat Qin Wu Wang tiba di halaman Klenteng Kerajaan Zhou, nampaklah Sembilan Bejana Naga Sakti. Jiu Long Shen Ding nampak lurus berjajar di halaman. Qin Wu Wang pun nampak terkagum-kagum akan keindahan dan kemegahan Jiu Long Shen Ding, yang selain berukir Naga juga terdapat tulisan yang melambangkan wilayah, yaitu Chu 除, Yang 揚, Qing 青, Yan 兖, Ji 冀, Yong 雍, Jing 荆, Liang 梁, Yu 豫. Saat mendekati Ding Yong, ia pun berseru, “Inilah Yong Zhou 雍州, Ding-nya Qin 秦. Saya hendak angkat bawa pulang ke Xian Yang 咸阳 (ibukota Negeri Qin). Ia pun bertanya kepada petugas jaga perihal Ding tersebut, “Apakah pernah ada yang mengangkat dan beratnya berapa kali?” Oleh petugas jaga dijawab bahwa sembilan Ding tersebut sejak semula telah berada ditempatnya, tidak pernah ada yang mengankat karena beratnya ribuan kati. Qin Wu Wang pun bertanya kepada Ren Bi, “Apakah sanggup mengangkat Ding tersebut?” Ren Bi tahu bahwa Qin Wu Wang yang terlalu membanggakan kekuatannya, lalu menjawab, “Kekuatan hamba dalam angkat beban hanya ratusan kati. Sekarang Ding ini ada ribuan kati. Jelas diluar kemampuan hamba”. Sebaliknya, Meng Ben menggulung lengan dan memberi hormat sambil berkata, “Mohon hamba diperkenankan untuk mencoba. Bila tidak mampu mengangkat, mohon dimaafkan”. Kemudian diperintahkan bawahan mengambil tali tambang sutera dan dililitkan pada lekukan Ding. Meng Ben mengencangkan ikat pinggang dan menjulurkan dua lengan sambil pasang kuda-kuda, dan berteriak, “Hiat!” Diangkatnya Ding tersebut setinggi lutut dan diletakkan kembali ke tempat asalnya. Karena mengerahkan tenaga secara dipaksakan, diluar kemampuan yang wajar, maka dari lubang hidung dan telinga sampai keluar darah segar. Melihat hal ini Qin Wu Wang malah tertawa. “Kesatriaku hebat ternyata mampu mengangkat Ding tersebut. Saya tentu lebih hebat”, pikirnya. Maka ia pun melepas jubah pakaian kebesaran, melepaskan ikat pinggang batu kumala, menggulung lengan baju, dan bersiap maaju untuk mengangkat Ding. Oleh Ren Bi dinasehati, “Paduka adalah pimpinan ratusan ribu orang. Janganlah mencoba permainan yang berbahaya”. Tapi Ren Bi malah dibentak, “Kalau engkau tidak sanggup, janganlah iri hati kalau orang lain berusaha dan ternyata bisa”.  Maka Ren Bi pun mundur. Qin Wu Wang memang berhasil mengangkat Ding setinggi lutut, dan ia berpikir untuk maju gerak beberapa langkah agar lebih unggul daripada Meng Ben. Tapi begitu maju melangkah, ternyata kekuatannya menjadi lenyap. Ia pun terjatuh dan kakinya tertimpa Ding yang beratnya ribuan kati sampai kaki kanan patah hamper terputus hingga pingsan seketika. Oleh para pengikutnya, ia diantar ke wisma tamu Raja Zhou. Pada malam harinya ia merasa sakit tak tertahankan dan darah mengalir dengan deras dari bekas luka, hingga akhirnya Qin Wu Wang pun menemui ajalnya.

Tahun 255 SM, Tentara Qin dipimpin oleh Jendral Ying Jiu 嬴樛 menyerang Ibukota Kerajaan Zhou dan Rajanya Zhou Nan Wang 周赧王 pun menyerah, sehingga Ibukota Kerajaan Zhou, yaitu Luo Yang, jatuh ke tangan Qin Zhao Xiang Wang pada tahun pemerintahan ke-52. Beliau memerintahkan untuk menghancurkan Klenteng Kerajaan Zhou dan memindahkan Sembilan Bejana Naga Sakti ke Xian Yang. Menjelang pemindahan Sembilan Bejana Naga Sakti, penduduk banyak yang mendengar suara tangisan sedih yang berasal dari bejana tersebut. Bahkan ketika bejana diangkut dengan kapal melintasi Sungai Si Shui 泗水, sebuah bejana terlontar jatuh ke dalam sungai. Jendral Ying Jiu pun segera memerintahkan penyelam untuk mencarinya. Bejana dengan cepat amblas ke dasar sungai dan entah meluncur ke tempat mana. Yang Nampak adalah seekor naga ganas yang menimbulkan riak, ombak, dan gelombang. Tentara pengangkut bejana samapi ketakutan dan segera menjauh. Malam harinya Jendral Ying Jiu bermimpi didatangi oleh pengawal Zhou Wu Wang yang menangkapnya dan menghadap Zhou Wu Wang yang marah dan berkata, “Mengapa engkau berani menghancurkan Klenteng Kerajaan Zhou dan memindahkan Sembilan Bejana Naga Sakti? Hukum cambuk 300 kali!” Keesokan harinya ketika Jendral Ying Jiu bangun dari tidur, terasa punggungnya sakit seperti habis dicambuk. Dengan menahan sakit nyeri di punggung, Jendral Ying Jiu kembali ke Negeri Qin mempersembahkan Delapan Bejana Naga Sakti dan menceritakan peristiwa kehilangan salah satu Ding. Saat Qin Zhao Huai Wang memeriksa Delapan Ding diketahui bahwa Ding dari wilayah Yu Yang hilang. Maka beliau pun mengeluh, “Tanah telah saya kuasai, terasa kurang bila sempurna bila tanpa Ding”. Maka diperintahkan prajurit untuk mencari Ding dari wilayah Yu yang hilang. Hal tersebut dicegah oleh Jendral Ying Jiu yang mengatakan,” Ding adalah benda sakral dan sakti. Untuk memperoleh kembali adalah hal yang mustahil dan malapetaka akan menimpa karena perolehan tidak wajar”. Benar juga. Tak selang beberapa bulan, Jendral Ying Jiu pun meninggal dunia karena luka di punggungnya. Qin Zhao Huai Wang meninggal 3 tahun kemudian (tahun 251 SM). Saat Putra Mahkota Qin Xiao Wen Wang naik tahta hanya 3 hari juga meninggal dunia. Semua karena kutukan Sembilan Bejana Naga Sakti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar