Iman akan Peribadahan dalam Agama Khonghucu Ditinjau dari Dasar dan Makna serta Sejarahnya

http://konfusiani.blogspot.com/

Dasar / makna / sejarah akan  Shi (  ) = Peribadahan dalam iman agama Khonghucu yang sepintas (memang) banyak dikenal (hanya) dari segi filosofi / filsafatnya; padahal satu beda pokok antara agama dan filsafat adalah perihal “ibadah” itu dan untuk agama Khonghucu makin nyata (atau kabur ?) karena banyak orang “mempelajari” filsafatnya tapi tidak “terikat pada iman & ibadah”nya; kejelasan untuk menjelaskan hal yang satu ini menjadi keniscayaan yang diperlukan untuk mendudukkan makna peribadahan sebagai satu hal dasar yang pokok dalam Iman Khonghucu.

Shi (  ) dalam kamus Wen Yan (   ) dan  Shuo Wen (   ) disebutkan sebagai akar huruf untuk menunjukkan hal yang berkenaan dengan peribadahan, doa & harapan, serta hal yang berhubung / bersifat spiritual, maka huruf yang mengandung radikal Shi  (  ) dapat disiratkan / disimpulkan pasti berkaitan dengan apa yang tersebut di muka.

Huruf  Shen  (   sebagai  misal, adalah  huruf  yang  menunjuk  akan  sifat  Tian  sebagai  Maha  Rokh, berarti pula = Rokh  itu  sendiri,  juga  dalam  turunannya  bisa  bermakna  :  malaikat,  para  suci,  bisa  pula  berarti  jiwa / kekuatan  hidup  ( manusia )  yang  bersifat  rokhani,  dst.

Selanjutnya, huruf Di (  ) yang terdiri dari radikal Shi (  ) dan Di (  ) = Tian sebagai khalik dan penguasa semesta, dipakai untuk menyebut Sembahyang Kepada Tian di jaman kuno; hal ini terus berlangsung hingga jaman Dinasti Xia (  : 2205 sM - 1766 sM) dan pada jaman Dinasti Shang (  : 1766 sM - 1122 sM ) yang diselenggarakan sebagai Sembahyang Besar Lima Tahun sekali dan dipimpin langsung oleh Raja ( yang berstatus sebagai Tian Zi  /      = Putra Tian ), baru  pada  jaman  pertengahan  Dinasti  Shang (  ) yang  diberi  nama lain: Yin (  ) ditambahkan upacara sembahyang Xia (  ) dalam kurun Tiga Tahun sekali dengan penambahan nilai ibadah kepada leluhur disamping Tian sebagai Maha Leluhur umat manusia; inilah sejarah pengertian panggilan ibadah kepada Tian yang berlanjut kepada IMAN Tian sebagai Maha Leluhur dan “derivatif” keyakinan IMAN diantara Tian dan manusia ada orang tua = leluhur menjadi dasar persembahyangan kehadirat Tian dan leluhur yang menjadi pokok dasar IMAN Umat Khonghucu dalam peribadahannya.
Pada jaman Dinasti Zhou (   : 1122 sM - 255 sM), istilah Di (  ) ini diperluas / digunakan sebagai sebutan untuk semua acara Sembahyang Besar yang diselenggarakan pada keempat musim sepanjang tahun, dan pada akhirnya ini lebih jauh (cenderung) menjadi dimaknakan sebagai sembahyang besar kepada “leluhur”!

Lebih jauh silakan simak dan bandingkan apa yang tersurat dalam Kitab Suci Shi Jing (    )  dan  Li Ji (    )  berikut di bawah ini :

Dalam  Kitab  Shi  Jing  (    ) II. I. 6. Tian Bao  (     =  Perlindungan Illahi ) ada disebutkan tentang :

Yue
 )
Sembahyang Besar “Eling & Taqwa” kepada Tian yang merupakan sembahyang besar Duan Yang     )  di musim panas.
Ci
 )
Sembahyang  Besar  “Prasetya & Sujud”  kepada Tian yang dikenal sembahyang besar Jing Tian  Gong  (      )  di musim semi.
Zheng
 )
Sembahyang Besar “Syukur & Harapan”  kepada Tian  disaat  Dong  Zhi     )  di musim dingin juga  dilakukan  pada malam akhir tahun - Chu  Xi  (    ).
Chang
 )
Sembahyang  Besar  “Doa & Asa”  kepada Tian yang  dilaksanakan di waktu  Zhong  Qiu    ) di musim gugur.

Empat Sembahyang Besar inilah yang diserukan sebagai hal wajib bagi umat Ru Jiao (    : yang kini dikenal sebagai Agama Khonghucu, karena Nabi Khong Cu / Kong Zi  /     lah Nabi penggenap dan penyempurna sekaligus penutup rangkaian Wahyu Tian untuk umat manusia ini ) dalam beribadah & peribadahan kehadirat Tian Yang Esa Khalik Semesta.

Dalam Kitab Li Ji (    ) V :  Wang Zhi (     =  Peraturan Raja / Kerajaan ) ada disebutkan akan :

Yue ( 礿 ), Di (  ), Chang (  ), Zheng (  ), berurutan untuk Sembahyang Besar yang diselenggarakan pada keempat musim :   semi, panas, gugur, dingin.


Ini memberi nuansa yang (agak) berbeda dengan yang tersebut terdahulu, namun demikian bila diteliti dengan seksama & mendalam : “penyebutan istilah” yang agak beda untuk persembahyangan besar ini ternyata ADA benang merah yang bermuatan penegasan akan IMAN bahwasannya sembahyang (ibadah) kepada Tian sebagai Maha Leluhur umat manusia seyogyanya berangkai dengan sembahyang (ibadah) kepada leluhur / orang tua, ini terlihat pada makna Yue ( 礿 ) untuk Ci (  ) yang menegaskan Prasetya & Sujud kepada Tian diteruskan sekaligus dimulai dalam konteks Maha Leluhur dan leluhur langsung, inilah ke”khas”an Iman Umat Khonghucu yang sering disalah-pahami dan disalah-tafsirkan menjadi seakan penganut Khonghucu “hanya” sembahyang atau lebih ekstrem lagi me”muja” leluhur ( saja ! ), tanpa memahami dan menafsir akar IMAN akan konteksitas hubungan terurai di muka. Sementara Di (  ) bagi Yue (  ) diniati untuk lebih menonjolkan akan Sifat Tian sebagai causa prima & final causa semesta yang ADA kuasa & hukumNya yang harus di”taat”i umat manusia, ini menjadi IMAN Umat Khonghucu yang meyakini “hidup sebagai manusia” mengemban “misi suci” yang tak lepas dari Firman Tian dan agar “bisa: datang dan kembali - dari dan kepadaNya” maka peribadahan kepada Dia sang Khalik TAK DAPAT DILEPASKAN dari bimbingan Agama dalam menempuh Jalan Suci memparipurnakan dunia akhirat dalam Rakhmat dan PerkenanNya.

Dari pembahasan dan data kronologi tersebut di atas, maka  istilah Yue ( 礿 ) yang “menggantikan” Ci (  ) dan istilah Di (  ) yang “mensubstitusikan” Yue (  ), berdampak pada berbaurnya terapan antara Di (  ) dan Ci (  ), dimana asas Prasetya & Sujud dan Eling & Taqwa yang memang bertautan (bandingkan dengan asas Doa & Asa dan Syukur & Harapan pada Chang  (  ) dan Zheng (  ), hingga penggunaan kedua istilah ini “bisa” membuat kerancuan tak perlu. Maka bila persembahyangan kepada Shang Di (    ) juga disertai persembahyangan kepada Zu Ci (    ) atau bahkan istilah sembahyang Di (  ) juga digunakan untuk persembahyangan “leluhur”, ini bukan tanpa “apa & mengapa”nya !

  • Ingat dan tinjau kembali bagaimana di jaman Dinasti Yin () dikenal   persembahyangan Xia   ) yang memadukan kesatuan tak terpisahkan He (  ) untuk Tian Maha Leluhur umat manusia dan leluhur / orang-tua !
  • Dikemudian hari Ci (  ) lebih dikokohkan sebagai tempat yang sinonim dengan Miao (  ) = Rumah (tempat) ibadah !
  • Demikian pula Zu Ci (   ) pun kemudian dialihaksara menjadi       Zu Zong  (    ).
  • Secara imbuhan pun sebetulnya sudah ada penegasan untuk Di (  ) diberi penekanan akan sifat kemahaan yang di atas dan ter”atas” : Shang (    ) ; sementara bagi Ci  ) diberi penjelasan akan  sifatnya  sebagai moyang : Zu  ).


Inilah kejelasan yang bisa dibuktikan dari mengapa dalam setiap persembahyangan dan tempat sembahyang Umat Khonghucu SELALU ADA persembahyangan kehadirat Tian untuk memulai (dan diutamakan !) serta ADA tempat khusus (di depan) untuk tempat sembahyang kepada Tian.

Ibadah umat Khonghucu yang didasari dari keempat sembahyang besar ini sesungguhnya mewakili pula IMAN Agama Khonghucu yang mendasar pada Qian Kun Ren  (      ) atau  Tian Di Ren (      ) dimana antara Tian, Bumi / Alam Semesta, Manusia ber”satu” dalam satu perkara yang harus dimuliakan umat manusia, inilah Xiao (  ) = Bhakti sebagai tiang utama dan dari sanalah Agama berkembang ( Xiao Jing      = Kitab Bhakti I, 4).

Kitab Zhong Yong (    ) Bab XVIII / ayat 6 ada menyebutkan bahwa Sembahyang Jiao (  ) dan  She (  ) adalah ibadah pengabdian kepada Tian Yang Maha Tinggi; ini menunjukkan betapa sembahyang pada Tian dan Bumi adalah wujud ibadah dalam Prasetya & Sujud, Eling & Taqwa, Syukur & Harapan, Doa & Asa manusia kepadaNya; bila disertai dengan persembahyangan Di (  ) dan Chang (  ) terhadap Tian dan leluhur serta Bumi dan moyang kita, maka inilah genap ibadah umat manusia dalam hidup di dunia dan bila ini dijalani dan dimengerti akan “makna”nya maka bereslah segala.

Maka siapakah yang boleh meremehkan hal ibadah dan sembahyang ini dalam hidup di dunia ? Siapakah yang boleh menyempitkan Khonghucu dengan hanya berminat pada ajaraan filosofi / filsafatnya dengan mengabaikan panggilan ibadahnya (kemudian menyebut Khonghucu hanya sebagai filsafat saja) ? Siapakah yang boleh mengingkari ini semua sebagai Wahyu Tian untuk umat manusia ini ? Sungguh tak seorangpun, apalagi bagi Umat Khonghucu sendiri.

semoga dalam keterbatasan yang sederhana tetap bisa memberi sumbangsih wawasan agar Iman umat Khonghucu dalam ibadah dan sembahyang bisa lebih dihayati/dimengerti, supaya segala keliru dan ragu terpupus dengan & dalam kelurusan. Sekali lagi semoga ada hasil optimal bagi kita bersama.
Catatan :


Arti harafiah dan simbolik :


Yue
 
:
Sesuatu  yang  berhubungan  dengan  dengan ikatan yang menunjukkan ingatan satu yang Khalik (junjungan), yang bertri-tunggal : Tian, Bumi / Semesta, Manusia, dimana keberadaan manusia tak terpisahkan darinya.
Ci
:
Sesuatu  yang  berhubungan  dengan  dengan ikatan yang menunjukkan perkara prasetya, yang menjadi bagian / milik dari muasal & akar / sumber, yang dihormati sebagai ikrar eksistensi dan integritas manusia.
Yue
礿
:
Sesuatu  yang  berhubungan dengan  dengan ikatan yang menunjukkan satu kesatuan, punya dengan konsekuensi, yang dijaga & dirawat sepenuh cita dimuliakan agar tergenapi / paripurna dalam komitmen kemanusiaan manusia.
Di
 
:
Sesuatu  yang  berhubungan dengan  dengan ikatan yang menunjukkan akan Tian   sebagai Maha Besar yang menguasai & menembusi semesta, yang memiliki hukum untuk ditaati, yang menjadi causa prima dan final causa semesta & segala.
Zheng
 
:
Bangun huruf untuk menyimbolkan “bakaran” (diwujudkan dengan hewan korban), juga berarti   ke”hangat”an (untuk musim dingin !) yang berarti  kehidupan dan harapan, sekaligus ungkapan syukur atas kurnia dan kasihNya.
Chang
:
Bangun huruf yang  berarti  “sedap”nya  rasa         (musim gugur juga musim panen hingga sajian upacara lebih beragam jenis & rasa), juga simbol nikmat harmoni (dalam segala), “tanda & lambang” segala doa & asa manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar