Makna Sejati Sebuah Ucapan Selamat


Suatu ketika, ada seorang pemuda yang merupakan siswa sekolah kejuruan yang sedang menghadiri acara perpisahan di sekolahnya.

Siswa itu berharap, setelah lulus akan langsung dapat pekerjaan bonafit di
luar negeri. Ia berharap dengan bekerja di luar negeri, ia dapat memperoleh penghasilan yang besar.

Sehingga kalau nanti sepulangnya dari luar negeri disamping dapat pengalaman berharga dan juga ia dapat memperoleh uang untuk kemudian melanjutkan studinya di perguruan tinggi terkenal.

Impian itu ia rajut setelah mendengar banyak cerita sukses kakak-kakak kelasnya dari guru kelasnya sendiri.

Saat pemuda itu berjalan melewati koridor depan gedung sekolah tampak di depannya seorang gadis berseragam sekolah datang menghampirinya.

Ternyata gadis itu adalah adik kelasnya sendiri yang kebetulan sudah ia kenal sebelumnya. Ia mengenalnya sebagai gadis yang baik dan ramah kepada siapa saja.

Dengan perlahan dan tulus gadis itu mengatakan “Selamat yah, kakak sudah lulus. Semoga sukses selalu ke depannya !“.


Pemuda itu hanya membalasnya, “Yah, terima kasih“.

Tanpa mengucapkan selamat lagi ke gadis yang baru selesai ujian kenaikan kelas. Padahal mungkin gadis itu akan senang kalau mendapat ucapan selamat dari kakak kelasnya.

Dalam hati sang pemuda memang merasa lebih pantas untuk menerima ucapan selamat dan baginya cukup membalasnya dengan terima kasih.

Hari terus berganti, usaha demi usaha, pemuda itu lewati untuk mendapatkan pekerjaan yang menjadi impiannya.

Pertama ia mengikuti seleksi yang sangat ketat untuk bisa bekerja di Negara sakura. Ia lolos sampai seleksi akhir di ibukota. Berhari-hari ia bermukim di Ibukota untuk mengikuti beberapa tahapan seleksi.

Namun ia harus pulang dengan kegagalan. Dikarenakan ia tidak bisa mengungguli teman-temannya pada test psikologi. Pemuda itu sempat kecewa namun ia tak putus asa. Ia kemudian melanjutkan perburuannya mencari pekerjaan lain.

Sampai akhirnya ia mendapatkan pekerjaan ke Taiwan. Namun untuk mendapatkan pekerjaan ini ia harus mengeluarkan biaya yang cukup besar. Dan pada akhirnya ia berangkat ke Taiwan.

Singkat cerita, pada akhirnya ia pulang ke tanah air. Namun bukan dengan sukacita karena mendapat pengalaman dan banyak materi sebagaimana yang ia impikan dulu. Tapi ia pulang karena ia merasa tersiksa di sana. Ia pulang karena merasa tersiksa baik lahir maupun batin. Secara lahir ia bekerja di lingkungan yang tidak manusiawi dan tidak beradab. Sedangkan secara batin ia merasa kurang bisa bersosialisasi dengan rekan-rekannya di sana.

Sepulangnya ke tanah air. Ia tertitah-titah melewati jalan kehidupan yang penuh dengan halang rintang. Satu masalah terselesaikan masalah lain datang lagi.

Sampai pada suatu ketika ia pergi ke warnet untuk mencari pengetahuan yang ia berharap dapat bermanfaat dalam hidupnya. Tanpa disadari ia teringat akan adik kelasnya dulu yang dengan penuh ketulusan mengucapkan SELAMAT padanya.

Ia pun mencoba mencarinya di facebook. Akhirnya ia temukan temannya tersebut. Setelah saling komunikasi, diketahui gadis yang ia kenalnya di bangku sekolah dulu sekarang telah bekerja di negeri sakura. Negara yang menjadi impiannya dulu. Adik kelasnya kini telah berhasil dengan pekerjaan yang mapan di sana.

Seketika itu juga, pemuda itu sadar ia harus mengucapkan selamat sebagaimana yang gadis itu lakukan padanya dulu waktu ia lulus ujian. “SELAMAT yah, kamu dah sukses di Negara sakura !. sekali lagi selamat yach…!!!, sapanya lewat facebook.

Pesan cerita :

Teman-teman yang budiman, pemuda itu telah belajar akan arti sebuah ucapan selamat. Setiap orang yang kita temui adalah penting bagi hidup kita.

Karena setiap orang mempunyai doa yang berperan dalam menentukan nasib kita. Doa orang lain sangat berharga buat kita.

Setiap orang berhak untuk mendapatkan ucapan selamat dan doa atas keberhasilan dalam tahap kehidupannya.

Karena dengan mengucapkan selamat berarti kita turut senang akan keberhasilan seseorang dan mendoakan akan keberhasilan di kemudian harinya juga.

Orang bijak pernah berkata, “Lakukan yang terbaik, maka yang terbaik pula yang akan kembali padamu.”

Kebaikan yang kita lakukan tidak akan pernah sia-sia dan pasti akan mendapat balas yang sesuai dengan apa yang kita lakukan.

Demikian juga yang telah dilakukan gadis itu, ia dengan tulus mengucapkan “selamat” pada kakak kelasnya dan mendoakan agar meraih kesuksesan di kemudian hari.

Namun sang pemuda hanya berucap terima kasih dengan perasaan bahwa ia memang pantas untuk menerima ucapan selamat itu.

Dan sesungguhnya ucapan selamat gadis itu pada hakikatnya merupakan ucapan selamat untuk dirinya sendiri.
Sumber : SL.Buku 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar