Tempat Ibadah Agama Khonghucu

Kong Miao, 孔廟(Confucius Temple); Ada satu ciri khas yang membedakan antara Miao atau Kuil Khonghucu dengan bangunan tempat ibadah yang serupa. Pada umumnya di dalam Kong Miao tidak terdapat patung dewa-dewi (Sin Beng), melainkan hanya berupa tulisan pada papan peringatan (Sienci 神柱) yang biasanya hanya berisi tulisan tentang nama
Nabi Kongfuzi 孔夫子 / Khonghucu (nama yang lebih umum 孔子 Kongzi) dan juga nama-nama para muridnya yang terkenal.

Bangunan Kong Miao yang tertua di Indonesia terdapat di kota Surabaya yang dikenal dengan "Boen Bio" dan Khongcu Bio di kota Cirebon.

Bok Tok / Mu Duo
Litang, 禮堂 (Ruang Ibadah); Litang adalah nama tempat ibadah agama Khonghucu yang banyak terdapat di Indonesia. Saat ini sudah ada lebih dari 150 Litang yang tersebar di seluruh Indonesia yang berada di bawah naungan MAKIN (印尼孔教總會, Majelis Agama Khonghucu Indonesia) dan organisasi pusatnya adalah MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia). Ciri tempat ibadah tersebut selain altarnya yang berisi Kim Sin (金神) Nabi Kongzi/Khonghucu, juga biasanya terdapat lambang "Mu Duo" 木 鐸 atau Bok Tok (dalam dialek Hokian) yaitu berupa gambar Genta dengan tulisan huruf 'Zhong Shu' atau Tiong Sie (bahasa Hokian) artinya "Satya dan Tepasarira/ Tenggang Rasa" yang merupakan inti ajaran agama Khonghucu. Hal ini sesuai dengan Sabda Nabi Kongzi dalam Kitab Lun Yu 論語: "Apa yang diri sendiri tiada inginkan, janganlah diberikan terhadap orang lain".

Umat Khonghucu biasanya melakukan ibadah di Litang setiap tanggal 1 dan 15 penanggalan Imlek. Namun ada pula yang melaksanakannya pada hari Minggu dan hari lain, hal ini disesuaikan dengan kondisi dan keadaan setempat. Upacara-upacara hari keagamaan lain seperti peringatan Hari Lahir Nabi Khonghucu (至聖誕, 28 bulan 8 Iemlik), Hari Wafat Khonghucu (至聖忌辰 18 bulan 2 Imlek), Hari Tangcik (冬至 Genta Rohani), dan Tahun Baru Iemlik(春節) dsb. biasanya juga dilakukan di Litang.

Klenteng Boen Tek Bio - Pasar Lama Tangerang
Klenteng, 廟 Miao; klenteng pada umumnya digunakan umat Khonghucu sebagai sarana tempat bersembahyang / ibadah. Oleh kebanyakan orang Tionghoa terutama umat tradisional sehingga kadang-kadang kita sulit membedakan apakah mereka itu penganut agama Buddha Mahayana, Khonghucu atau Tao. 

Namun kalau kita telaah lebih jauh, ada ciri khas Klenteng yang unik membedakan bangunan tempat ibadah masing-masing penganut agama tersebut yaitu dari nama klenteng tersebut dan juga para Dewa-dewi (Sin Beng) yang berada dalam bangunan Klenteng tersebut. Namun secara umum bangunan Klenteng biasanya bergaya arsitektur khas Tiongkok, misalnya terdapat ukiran Naga atau Liong pada bagian atas atap atau tiang/ pilarnya,ada lukisan Qilin (麒麟, Hokkian:Kilien) - binatang yang dianggap suci, bentuknya seperti seekor rusa, kulitnya bersisik berwarna hijau keemasan, bertanduk tunggal. Hewan suci ini pernah muncul pada saat menjelang kelahiran Khonghucu/ Kongzi dan terbunuh oleh Pangeran Lu Ai Gong 魯哀公 dalam perburuannya yang menandai peristiwa sebelum kewafatan Khonghucu.

Yang pasti (benar) tempat ibadah Khonghucu adalah Klenteng, Litang, Miao, sedangkan tempat ibadah Buddha adalah Cetiya, Vihara dan tempat ibadah Tao adalah Tao Kwan.


Salah satu bentuk bangunan Litang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar